<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7109511\x26blogName\x3dmimimama+wawawa...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mimimama.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mimimama.blogspot.com/\x26vt\x3d-5074708033921183677', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

masih terlalu banyak loket

bulan januari 2006 ini saya mbayar pajak kendaraan bermotor. lahhh sialnya itu pajak harusnya dibayar november 2005 kemaren :p lebih sial lagi KTP saya juga sudah expired bulan april tahun lalu. doh!

walopun cuman setahun sekali, sumpah males kalo mesti ke samsat situ. kenapa nggak boleh bayar pajak 5 tahun sekaligus? sekalian update STNK + plat nomor. tahun lalu, kalo nggak salah inget, aturan mainnya gini: beli formulir putih + formulir biru + map di loket luar, copy paste data2 dari STNK + BPKB ke formulir (eh iya, jangan lupa mbawa spidol kecil, spidol gede, jepretan), fotokopi, trus masukkan dokumen2 tadi ke map, susunan dokumen dlm map juga mesti ngikuti aturan tidak tertulis: formulir putih n biru di sebelah kiri, yg biru agak ke bawah, di depan yg putih, BPKB + STNK di sebelah kanan, covernya map juga harus ditulisi nomor polisi dg jelas (pake spidol gede) ...halah aku nggak apal detailnya. pokoknya, kalo nggak seperti itu terima aja di-reject petugas di loket tanpa penjelasan lebih lanjut. mbak2 yg jaga meja informasi juga ogah2an kalo ditanya, kayak ngganggu acara ngelamunnya aja.

baru kemudian dibawa masuk ke dalem gedung samsat, daftarkan data2 di loket sebelah situ, trus mbayar di loket yg ini, trus ambil bukti pembayaran + STNK di loket agak sono. bah... saya lupa detailnya.


*taking a deep breath*


perhatikan, saya sama sekali nggak ada minat membebani otak untuk menghafal aturan2 macem gitu, yg cuman berguna setahun sekali. masih mending menghafal serial number, setahun kan bisa install beberapa kali. mestinya di gedung samsat sono ada papan petunjuk yg menjelaskan gimana caranya mbayar pajak.

nah, rumitnya aturan samsat di manyar kertoarjo itu jadi "pasar" buat calo. terus terang ya jasa mereka lumayan banyak membantu buat orang2 awam macem saya. awalnya mereka nawarkan 10.000 buat ngurus segala macemnya, tapi ditawar 5.000 mau. tunggu 10 menit. beres.

saya perhatikan cara kerja mereka: cuman nulis nomor polisi di formulir putih n formulir biru, jepret di map (sesuai aturan penjepretan yg tersebut diatas), "digiring" ngelewati loket2, tunggu sebentar, keluar bukti pembayaran pajaknya. selesai. enaknya: mereka sudah saling kenal dg orang dalam, jadi bisa dg gampang "menggiring" formulir2 itu tadi, walopun datanya nggak lengkap.

---------

eksistensi calo itu nggak bagus, tapi kalo birokrasi di samsat masih seperti itu, ya pasar calo masih tetep basah. bah... republik indonesia... kalo bisa dibikin ruwet, kenapa digampangkan?

itu urusan mbayar pajak lho, negara yg minta duit dari saya. saya yg kaya, saya yg punya uang, kok saya yg dibikin repot? coba bandingan dg aturan nyetor duit ke bank. asal identitas penyetor jelas, nomer rekening tujuan jelas, beres. cukup 1 loket. lebih hebat lagi nyetor sumbangan lewat yayasan dana sosial al-falah, nggak perlu datang ke kantor al-falah, mereka yg kirim kurir untuk njemput dana di tempat donatur. logikanya bener gitu: yg punya uang yg digampangkan.

balik ke samsat lagi, kalo dipikir goblok2an, dokumen apa aja yg sebenernya diperlukan? saya pikir cukup STNK aja. dlm database mereka mestinya sudah punya informasi kendaraan + pemiliknya komplit. bahkan si calo tadi cuman nulis nomor polisi kendaraan aja di formulir nggak penting itu. sudah waktunya program mereka diupgrade. samsat juga belom bisa menangani pembayaran pajak dg kartu debit/kredit.

teman2 programmer, monggo silakan menawarkan jasa kalian bikin program untuk menyederhanakan birokrasi samsat. ini bisa jadi proyek gede lho! heheheehhh tapi terus terang saya nggak yakin gampang gol, karena program itu mungkin bisa mematikan "pasar" beberapa orang :p

Labels:

“masih terlalu banyak loket”

  1. Anonymous Anonymous Says:

    mau cepet yah pake calo, ato ngamplopin mbak-mbak nya. Sama kaya ngurus KTP , ngurus sendiri bisa berminggu2 jadinya nitip amplop 2 hari juga jadi.

    birokrasi!

  2. Anonymous Anonymous Says:

    1 | kalau bisa lama kenapa harus cepat

    2 | kalau bis bayar kenapa harus gratis

    3 | kalau bisa mahal kenapa harus murah

    4 | kalau bisa dipersulit kenapa harus dipermudah

    5 | kalau pegawai masih bisa santai kenapa harus kerja sesuai kapasitas

    [pancalayan korps birokrat indonesia]

  3. Blogger Hedi Says:

    Percuma pake program penyederhana, kan orangnya yang bikin lama. Aku pernah ngurus perpanjangan SIM, eh komputer printing foto malah rusak, pas SIM udah mau jadi. Harusnya satu jam, jadi lima jam!!! Sial!!!

  4. Anonymous Anonymous Says:

    udahlah, tahun depan nitip aku aja. dijamin, lbh murah ;)

    (PT Calo Segala Ada)

  5. Blogger unai Says:

    Aneh emang...birokrasi njlimet yang merepotkan...semua urusan ber calo, segala tetekbengek pake pelicin, huhu...menyebalkan

  6. Blogger Sisca Says:

    Pindah aja ke sini Mas, di jamin uneg uneg seperti yg di tulis tidak ditemukan :)

    Wong penganguran aja di bayar, kurang apa coba !!!

  7. Blogger Sisca Says:

    Bukannya pecundang adalah salah satu jenis kerjaan Mas ?

  8. Anonymous Anonymous Says:

    "eksistensi calo itu nggak bagus" ....bagus ngga bagus itu relatip. Sekarang kalo dengan adanya calo terus memudahkan urusan dengan biaya yang lebih kecil kenapa tidak ?

    aniwei, sampeyan ini juga kebangetan KTP wis kadaluwarsa juga msh ditenteng kemana-mana ada razia sampeyan dituduh anak buah Noordin M. Top mampus kon :P

  9. Anonymous Anonymous Says:

    Database katanya????
    huhuh.. aku yakin ga ono cak, soale aku nate kilangan STNK adapes taon 82.. diolor olor nganti 3 wulan baru beres... :p
    hare gene samsat mau pake database... aih, mimpi apa gw semalam :))

    btw, ngapalin serial number bajakan yah..huhuhu... sesama programmer dilarang membajak :D

  10. Anonymous Anonymous Says:

    bukannya rasis ato apa, gimana kalo cina, limaribu, sepuluhribu, atau lebih?
    sekali-kalinya aku masuk ke kantor pejabat samsat, yang untungnya temen ibuku dulu, ada keranjang pakaian isi STNK, tiap kali tandatangan, dapet 10ribu itu bos.. itu kira-kira 10 tahun lalu. bah! naik otopet aja dah.

  11. Blogger Goiq Says:

    gw juga kalo bayar pajak motor ngamplopin ke bapak yg jaga loket. kasih 15 ribu mereka seneng. gw ga repot n dijamin aman. kalo pake calo yg bukan orang dalem, gw rada ngeri...masalahnya STNK aslinya kan kudu di lampirkan.

  12. Anonymous Anonymous Says:

    secanggih-canggihnya komputer di tempat beginian cuma bisa dipakai ngetik. Calo itu lahan untuk para sepupu dan kerabat dikampung dari-pada para pegawai samsat

  13. Anonymous Anonymous Says:

    Ya, jangankan pemerintah, perusahaan BUMN saja yang sebenarnya karena perusahaan ya harus profit oriented, tetap saja kepingin dipersulit. Jualan program yang bikin efisien, namun bisa merugikan individu oknum, bisa ditolak programnya. Memang sebenarnya peluang, tapi....

  14. Blogger anastasianani Says:

    kalo pemerintah mau pakai teknologi it yg dah canggih2 sekarang mah, negara ini udah enak jalannya, kita jg enak ngikutin.. tp mereka cuman mikirin 'pasar' mereka aja

  15. Blogger Purple Heart Says:

    ah mimi..kamu kayak ngga tau aja :D