<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7109511\x26blogName\x3dmimimama+wawawa...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mimimama.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mimimama.blogspot.com/\x26vt\x3d-5074708033921183677', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

belajar yg rajin, biar pinter

belajar yg rajin, biar pinter! supaya nanti punya skill ciamik, supaya punya nilai jual mahal. gitu pegangan buat mereka yg sedang belajar. tapi saya pernah ngamati beberapa sample di lapangan, justru setelah mereka tamat belajar, sudah pro, bisa jadi malah jatuh harganya. kenapa?

karena yg pro lebih sakti, bisa mberesi kerjaan jauh lebih cepet daripada yg amatir. lha karena butuh lebih sedikit waktu, lebih sedikit resource, bisa jadi klien menghargai lebih murah pula jasanya. hehe bandingkan dg amatir yg makan banyak waktu cuman buat ruwet mbaca manual :p di mata klien yg awam urusan teknis, si amatir itu keliatan lebih giat kerjanya, lebih serius, sampek lembur2 segala.

orang2 pro juga terbiasa kerja lebih simple, mbagi project gede jadi modul2 kecil sederhana. sehingga modul2 itu bisa didistribusikan ke beberapa asisten (kalo ada). sekali lagi, di mata klien yg awam teknis = oh cuman gitu aja toh? mahal amat :p

sebaliknya yg amatir justru kebingungan memanage project kalo terpecah2 berantakan gitu, si amatir merasa lebih aman kalo bisa mempertahankan projectnya jadi single modul, dipegang sendiri. orang lain ato asisten = cuman ngerusuhi tok, bikin bingung. sehingga di mata klien justru keliatan gini: pasti project itu rumit, cuman dia sendiri yg paham, asisten2nya nggak ada yg ngerti tuh. hebat.

jadi, mungkin ada baiknya klien nggak perlu tau gimana kita kerja, tolak tawaran untuk kerja di kantor klien. ambil material yg diperlukan, dan selebihnya dikerjakan di markas sendiri saja. gitu lebih safe. lha wong tukang servis elektronik aja punya workshop tertutup di ruang belakang, iya? pelanggan nggak tau kenapa tivinya mati. pada si pemilik tivi, tukang servis bilang "kayaknya ini tabung katodanya nggak nerima cukup power dari adaptor pak. coba nanti kita periksa dulu ya, mungkin butuh waktu 3-4 hari untuk reparasinya pak". tapi pada teknisi di belakang dia bilang "kabel powere kurang mancep" :p

anyway, maksud saya: ada beberapa ilmu nggak bisa dipelajari di sekolahan. kalo sudah sakti secara teknis, nggak usah takabur. masih banyak ilmu inter-personal yg perlu dipelajari biar nggak keliatan 'murah' di mata klien, dan biar nggak dibodoi klien hehe.

Labels:

“belajar yg rajin, biar pinter”

  1. Anonymous Anonymous Says:

    ngasih waktu ngerjain agak lama,
    biar kelihatan susahnya :D

    nice tips :P

  2. Blogger M Fahmi Aulia Says:

    wah, ini promo Pro-XL ya?hihihi..:p

  3. Blogger ariesw Says:

    sing penting tahu siapa yang pro dan yg ga pro. gitu aja kok. hihihihihi.
    iki pro opo sih ????

  4. Anonymous Anonymous Says:

    kalau menurut saya itu, belajar itu untuk menjadi tahu sehingga bisa menjadi pro atas 'ke-tahuan'nya itu :D

    http://delrozo.blogspot.com/2006/08/tiada-pintar-tiada-bodoh.html

  5. Anonymous Anonymous Says:

    alaah... gimana juga tipikal wong indonesia ngga liat pro apa ngga pro tapi murah apa mahal servicenya... kalo murah apalagi gratis mau beres sebulan juga diturutin.

  6. Anonymous Anonymous Says:

    he..he..iyo emang. Macak sibuk ae ben ketok rajin. Pura-pura ngetik, padahal ngetik tulisan buat blog he..he..

  7. Blogger Admin Blog Says:

    he... he... he.... ternyata di mana2 sama ya?

  8. Blogger T A T A R I Says:

    mas...biar pinter emang harus belajar yah???
    *pertanyaan bodoh*

  9. Anonymous Anonymous Says:

    Aku duwe beberapa konco sing cum laude, tapi angel golek penggawean :D
    Koyoke, pinter ga musti akademik tok yo...

  10. Anonymous Anonymous Says:

    lah, setiap proses kehidupan itu bukannya belajar? masalah siapa cepat atau lambat it's just a matter of time. tinggal perspektif dari orang yang liat aja.

    *ini gue ngomong apaan yah?*

  11. Anonymous Anonymous Says:

    brarti kliennya itu yg berpikiran dangkal.

    *komen sok serius*

  12. Anonymous Anonymous Says:

    tonGGo ngaRep: di lapangan banyak lho klien yg sengaja dan dg kesadaran penuh mendangkalkan pikiran dan menebalkan muka demi sepotong diskon.

  13. Anonymous Anonymous Says:

    Programmer1 ngoding, trus keluar. Programmer2 nerusin kerjanya dan tyt ndak bisa mbaca kodingannya. Programmer2 dibilang bego. Programmer1 dibayar mahal utk meneruskan kerjanya. Ini terjadi. Asline programmer1 tu yg bego, kodingannya berantakan dan emg tak terbaca. ^+^

  14. Anonymous Anonymous Says:

    terima kasih, kami dapet hadiah banyak :)