le grand voyage
on their way to mecca, they found each other
le grand voyage (2004), yg disutradarai ismael ferroukhi ini nggak beredar di jaringan bioskop 21. aku dapetnya nonton film ini dari dipinjemi dokter astri yg baik hati hihihi, thx. le grand voyage sudah banyak dinominasikan dan memenangkan sejumlah award.
lha terus apa yg istimewa dari film ini?
potret kehidupan orang tua - anak yg alami
beda dg film produksi hollywood yg banyak rekayasa, le grand voyage terasa lebih alami. potret kehidupan orang tua - anak yg alami tanpa perlu dibumbui dialog2 cerdas.
le grand voyage mampu menggambarkan gap antar generasi dan perbedaan pemikiran antara orang tua dan anak dg sedikit dialog.
diceritakan reda (nicolas cazale) yg sedang mempersiapkan diri untuk ujian, dan sedang ada hubungan dg lisa, harus meninggalkan semuanya demi nganter bapaknya (mohamed majd) pergi haji, nyetir mobil 3000 mil dari perancis sampek ke arab. karakter bapaknya sendiri adalah figur dominan yg keras kepala, imigran maroko di perancis yg taat menjalankan syariat islam, tanpa kompromi.
satu mobil, dua karakter yg sama2 keras. nah dalam perjalanan itulah mereka saling belajar mengenali profil satu sama lain. sampek akhirnya ketika datang di mekkah, reda dan bapaknya sudah bukan lagi karakter mereka di awal perjalanan.
btw, naik mobil? dari perancis ke mekkah?
lha iya, di film ini diceritakan reda dan bapaknya berpetualang dari perancis ngelewati italia, slovenia, kroasia, serbia, bulgaria, turki, suriah, jordan, hingga arab saudi (cmiiw). kenapa kok nggak naik pesawat ae toh? kan semua jadi lebih simple? apalagi selama di perjalanan ini mereka sering ribut. buat bapaknya sih ini perjalanan spiritual penuh makna, tapi buat reda ini siksaan.
bapaknya reda ngotot pingin naik mobil karena beliau punya analogi 'air laut baru akan kehilangan rasa pahitnya setelah ia menguap ke langit'. dan untuk menemui kemurniannya itu, air laut harus mengangkasa melewati awan. itulah mengapa sang bapak berpendapat lebih baik naik haji berjalan kaki daripada naik kuda. lebih baik naik kuda daripada naik mobil. lebih baik naik mobil daripada naik perahu. lebih baik naik perahu daripada naik pesawat. semakin sulit perjalanan menuju mekkah, (menurut sang bapak) maka semakin memurnikan jiwa.
trus lagi, buat sang bapak, kota mekkah sangat istimewa karena beliau belom merasa tenang kalo belom menyempurnakan ibadah haji. masalahnya, sang bapak nggak bisa nyetir. jadilah beliau minta tulung reda buat nyupir. sang bapak nggak akan mampu memenuhi kewajiban haji ini tanpa reda. redalah yg jadi penentu bapaknya bisa naik haji ato enggak.
movie goof
le grand voyage sukses mengiris-iris hati dengan sempurna. berjalan linear, diawali dg 2 karakter yg jauh beda, trus selama perjalanan mereka saling belajar, sampek akhirnya sang bapak ditemukan meninggal setelah memurnikan jiwanya dg menyempurnakan ibadah haji.
bahkan di bagian belakang film, penonton bisa ikut merasakan paniknya reda yg kehilangan bapak, sampek ikut merasakan klaustrofobia di antara himpitan para jemaah haji. pukulan keras buat reda yg barusan menemukan profil bapak selama perjalanan, lalu harus kehilangan secara instan.
tapi sayang kesempurnaan ide cerita ini masih dibolongi kesalahan teknis.
pertama, digambarkan reda dan bapaknya masuk wilayah mekkah (dg potongan cerita mobil melewati perbatasan berupa gerbang berbentuk alquran besar). ini situasinya reda non muslim, dan bapaknya belom berihrom. catetan: jemaah haji mengenakan kain ihrom di lokasi miqot di luar mekkah.
lalu yg kedua, kostum ihrom bapaknya kebalik. kain ihrom tidak diselempangkan di pundak kanan gitu. sependek pengetahuanku sih bahu kanan itu mestinya terbuka, yg ditutup malah bahu kirinya.
trus masih ada lagi sejumlah goofs, tapi masih bisa diterima lah untuk ukuran 'film'. cuman dua yg di atas itu yg rasanya fatal. aku nggak tau film ini apa dikerjakan oleh orang muslim atau bukan? eh tapi kalo dikerjakan non muslim, kok bisa dapet gambar di dalam wilayah tanah haram?
penilaian
anyway, secara keseluruhan, film ini sip lah, bahkan buat sejumlah orang bisa jadi pemicu inspirasi pisan lho. perlu diburu, penting ditonton. kalo kamu belom nonton, cari lah :D
[spoiler alert!]
le grand voyage (2004), yg disutradarai ismael ferroukhi ini nggak beredar di jaringan bioskop 21. aku dapetnya nonton film ini dari dipinjemi dokter astri yg baik hati hihihi, thx. le grand voyage sudah banyak dinominasikan dan memenangkan sejumlah award.
lha terus apa yg istimewa dari film ini?
potret kehidupan orang tua - anak yg alami
beda dg film produksi hollywood yg banyak rekayasa, le grand voyage terasa lebih alami. potret kehidupan orang tua - anak yg alami tanpa perlu dibumbui dialog2 cerdas.
le grand voyage mampu menggambarkan gap antar generasi dan perbedaan pemikiran antara orang tua dan anak dg sedikit dialog.
diceritakan reda (nicolas cazale) yg sedang mempersiapkan diri untuk ujian, dan sedang ada hubungan dg lisa, harus meninggalkan semuanya demi nganter bapaknya (mohamed majd) pergi haji, nyetir mobil 3000 mil dari perancis sampek ke arab. karakter bapaknya sendiri adalah figur dominan yg keras kepala, imigran maroko di perancis yg taat menjalankan syariat islam, tanpa kompromi.
satu mobil, dua karakter yg sama2 keras. nah dalam perjalanan itulah mereka saling belajar mengenali profil satu sama lain. sampek akhirnya ketika datang di mekkah, reda dan bapaknya sudah bukan lagi karakter mereka di awal perjalanan.
btw, naik mobil? dari perancis ke mekkah?
lha iya, di film ini diceritakan reda dan bapaknya berpetualang dari perancis ngelewati italia, slovenia, kroasia, serbia, bulgaria, turki, suriah, jordan, hingga arab saudi (cmiiw). kenapa kok nggak naik pesawat ae toh? kan semua jadi lebih simple? apalagi selama di perjalanan ini mereka sering ribut. buat bapaknya sih ini perjalanan spiritual penuh makna, tapi buat reda ini siksaan.
bapaknya reda ngotot pingin naik mobil karena beliau punya analogi 'air laut baru akan kehilangan rasa pahitnya setelah ia menguap ke langit'. dan untuk menemui kemurniannya itu, air laut harus mengangkasa melewati awan. itulah mengapa sang bapak berpendapat lebih baik naik haji berjalan kaki daripada naik kuda. lebih baik naik kuda daripada naik mobil. lebih baik naik mobil daripada naik perahu. lebih baik naik perahu daripada naik pesawat. semakin sulit perjalanan menuju mekkah, (menurut sang bapak) maka semakin memurnikan jiwa.
trus lagi, buat sang bapak, kota mekkah sangat istimewa karena beliau belom merasa tenang kalo belom menyempurnakan ibadah haji. masalahnya, sang bapak nggak bisa nyetir. jadilah beliau minta tulung reda buat nyupir. sang bapak nggak akan mampu memenuhi kewajiban haji ini tanpa reda. redalah yg jadi penentu bapaknya bisa naik haji ato enggak.
movie goof
le grand voyage sukses mengiris-iris hati dengan sempurna. berjalan linear, diawali dg 2 karakter yg jauh beda, trus selama perjalanan mereka saling belajar, sampek akhirnya sang bapak ditemukan meninggal setelah memurnikan jiwanya dg menyempurnakan ibadah haji.
bahkan di bagian belakang film, penonton bisa ikut merasakan paniknya reda yg kehilangan bapak, sampek ikut merasakan klaustrofobia di antara himpitan para jemaah haji. pukulan keras buat reda yg barusan menemukan profil bapak selama perjalanan, lalu harus kehilangan secara instan.
tapi sayang kesempurnaan ide cerita ini masih dibolongi kesalahan teknis.
pertama, digambarkan reda dan bapaknya masuk wilayah mekkah (dg potongan cerita mobil melewati perbatasan berupa gerbang berbentuk alquran besar). ini situasinya reda non muslim, dan bapaknya belom berihrom. catetan: jemaah haji mengenakan kain ihrom di lokasi miqot di luar mekkah.
lalu yg kedua, kostum ihrom bapaknya kebalik. kain ihrom tidak diselempangkan di pundak kanan gitu. sependek pengetahuanku sih bahu kanan itu mestinya terbuka, yg ditutup malah bahu kirinya.
trus masih ada lagi sejumlah goofs, tapi masih bisa diterima lah untuk ukuran 'film'. cuman dua yg di atas itu yg rasanya fatal. aku nggak tau film ini apa dikerjakan oleh orang muslim atau bukan? eh tapi kalo dikerjakan non muslim, kok bisa dapet gambar di dalam wilayah tanah haram?
penilaian
anyway, secara keseluruhan, film ini sip lah, bahkan buat sejumlah orang bisa jadi pemicu inspirasi pisan lho. perlu diburu, penting ditonton. kalo kamu belom nonton, cari lah :D
Labels: movie
Friday, October 03, 2008 1:09:00 AM
Wah, reviewnya sebagus filmnya :D
yang bagian terakhir kata Rey juga gak masuk akal.
Si Reda di film itu bukannya muslim juga cuma gak sholat? Soalnya gak mungkin dapat visa masuk mekkah kalo bukan muslim
Friday, October 03, 2008 4:47:00 AM
Eh Redanya ganteng ... hehehehehehe
Iya aku liat review untuk film yang sama di Cinemags, si Redanya muslim juga katanya ...
Ahhh, seharusnya di awal postingan di tulis Spoiler Alert, orang kan jadi males nonton, lah wong udah tau endingnya ... huuu :p
Friday, October 03, 2008 5:14:00 AM
lho, reda itu muslim? aku ga tau. di film diperlihatkan dia ga pernah sholat sih :D
Friday, October 03, 2008 11:27:00 AM
cowok di poster nya sekilas mirip Brendan Fehr
Monday, October 06, 2008 8:53:00 PM
wah, kayaknya bagus banget filmnya. cari di penjual bajakan ada ndak ya ? daripada nonton cerita ndak mutu, spt: hantu, pacaran, dll di bioskop. sip lah. thx infonya bro.
Tuesday, October 07, 2008 2:41:00 PM
jadi pengen nonton le grand voyage :D
Wednesday, October 08, 2008 3:04:00 PM
yup yup yup... emang pas bagian masuk kota mekah itu justru yg bikin aku ilfil, jadinya pas endingnya aku gak nangis, karena gak setuju dgn beberapa hal disitu.
Reda muslim bo'... cuman gak pernah sholat. Tp perjalanannya keren banget yaa... apalagi yg bangun2 tiba2 mobilnya sdh tertutup salju =D
Monday, October 13, 2008 6:14:00 AM
aha..dulu sempat direferensikan untuk nonton film ini. tapi blom pernah nemu dvdnya. ada bajakan ? ato harus cari di tempat ori ?
imgar
Tuesday, October 14, 2008 10:05:00 PM
Saya juga sudah nonton film ini. Butuh pemahaman tingkat tinggi. Saya kadang juga heran dengan hubungan reda dan bapaknya. Kayak emang ga deket gitu. Dan Si Bapak kayaknya kurang berusaha menjelaskan segala sesuatu pada anaknya.
BTW, salam kenal bung...
Wednesday, October 22, 2008 1:23:00 AM
@Rizky n Imgar
Duuh jangan nyari bajakannya dong... MAsa gak menghargai karya pembuatnya sih? Aku beli ini di DIsc Tarra kok. Sampai sekarang masih suka nemu di sana
Saturday, February 21, 2009 10:28:00 PM
Terlepas dari semua kekurangan itu, film ini benar2 luar biasa. ini semacam pengingat bagi kita untuk selalu menempuh kebaikan. jadi kalo sedikit melenceng tonton lagi aja film yang penuh karakter ini.
Saturday, February 21, 2009 10:31:00 PM
Film yang luar biasa. aku dah tonton 3 kali.ini bisa sebagai pengingat ibadah kita. kalo lagi agak melenceng tonton lagi aja....hehehe
mustaba ari
Wednesday, October 14, 2009 8:12:00 AM
FIlm yang bagus Bintang 4 aja deh kalo pake bintang..
kisah menarik dan pemahaman karakter yang baik dari setiap pemain...
adegan dasyat pas si anak mengetahui bapaknya meninggal..wuih haruuuu
so gua suka
Wednesday, January 20, 2010 12:15:00 AM
Film yg tak kan pernah kulupakan seumur hidup, dua hari setelah aku dan ayahku nonton film ini ayahku dipanggil menghadap Tuhannya. Pesan yg disampaikan film ini terasa lebih menyentuh bagiku karena antara aku dan ayah sebelumnya jg sering meninggikan nada suara krn beda pendapat.
Monday, March 14, 2011 3:06:00 PM
setelah baca cuplikan ceritanya
Menarik juga tuk di saksikan..
pokonya rugi klo ngak nonton
butuh tulisan seputar ilmu ekonomi kunjungi repository unand :
jurnal ekonomi andalas