<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7109511\x26blogName\x3dmimimama+wawawa...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mimimama.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mimimama.blogspot.com/\x26vt\x3d-5074708033921183677', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

case study: hutang

ya lebih bagusnya memang jangan sampek berhutang, bikin pusing. tapi kalo memang mendesak butuh berhutang, kesepakatan seperti apa yg kira2 enak untuk 2 belah pihak?

contoh kasus, sebut aja hadi mau buka warung nasi kecil2an. butuh modal 1 juta, tapi nggak punya duit blas. kemudian hadi coba minjem duitnya rizky. rizky sih ok ok aja asal kesepakatannya enak.

diantara mereka kesepakatannya kayak gini:
- pinjeman 1 juta tadi dikembalikan hadi secara nyicil selama 10 bulan.
- artinya hadi setor 100 ribu tiap bulan ke rizky.

di awal masa kontrak:
- 1 bulan pertama operasional, warung itu 100% milik rizky.
- artinya total keuntungan yg dihasilkan warung masuk ke kantong rizky.
- hadi belom dapet apa2, kerja bakti.

kemudian pada bulan kedua:
- kepemilikan warung jadi 10% hadi 90% rizky.
- keuntungan dibagi 10:90 untuk hadi:rizky.

pada bulan ketiga berkembang jadi:
- kepemilikan warung = 20:80 untuk hadi:rizky
- keuntungan juga 20:80 untuk hadi:rizky

sampek pada akhir kontrak di awal bulan kesebelas warung itu sudah sepenuhnya milik hadi.

aturan main hutang piutang seperti ini keliatan bersih n fair untuk kedua belah pihak. rizky mendapat keuntungan dari pengorbanan atas kepemilikan kekayaan dia selama periode kontrak(halah bosone rek). hadi juga berhasil menjalankan rencana bisnisnya, n nggak perlu kerja untuk orang lain, hadi nggak jadi pegawai, hadi = business owner. aturan main ini juga nggak melibatkan bunga, nggak ada riba. keuntungan yg diterima rizky selama 10 bulan masa kontrak pinjaman itu bersih dari operasional warung, bukan bunga dari uang yg dipinjam hadi.

gimana, sudah terasa cukup adil kah?

Labels: , ,

“case study: hutang”

  1. Anonymous Anonymous Says:

    Mo kasih utangan ke gw ga Mi?

  2. Blogger unai Says:

    duhhh ksiannya Hadi..
    ngutang ma aku ajah DI makanya...

  3. Anonymous Anonymous Says:

    asal si hadi punya sisa tabungan sedikit
    buat kebutuhan hidup selama belum dapat share
    kelihatannya skemanya bagus buat hadi
    dan kayanya adil.

  4. Anonymous Anonymous Says:

    eh.. lu punya utang yah...hihihihi