Festival Jajanan Bango 2008 - Sate Buntel, Sate Segede Pentungan!
Bernostalgia Kuliner di Festival Jajanan Bango, Merayakan 80 Tahun Bango
Nah nah pentungan yang satu ini nih yang sempat jadi primadona di Festival Jajanan Bango 2008. Dan sepertinya semua orang pada berebut ngincipi sate unik ini. Bahkan karena padatnya antrian pembeli, saya pun harus rela nunggu hampir satu jam (hampir 60 menit!) demi ngincipi sate buntel.
Jadi, seperti apa toh sate buntel itu?
Olahan daging kambing yang satu ini memang spesial. Pertama karena ukuran satenya yang terbilang jumbo. Kemudian teknik memasaknya pun nggak biasa.
Buntelan sate dibakar dulu setengah matang di atas arang dengan kipas tangan (bukan kipas mesin). Setelah permukaan kulit sate mulai terlihat matang, beberapa kali sate terlihat disayat dan dicelup-celupkan ke bumbu Kecap Bango. Prosesi pencelupan sate ke bumbu Kecap Bango diulangi beberapa kali hingga sate buntel matang sempurna. Hasilnya? konstruksi cincangan daging tidak pecah, tapi bumbu terasa merasuk sampai ke dalam. Sebuah pentungan yang dahsyat, mengenyangkan. Plus lagi daging cincang itu dilapisi kulit dari lemak kambing yang gurih, wuih! Nikmat.
Dan sementara sate dalam proses pembakaran, Mbak Aliviana yang berjilbab itu sibuk menyiapkan bumbu kecap sebagai kondimen sate, juga irisan-irisan bawang merah dan tomat untuk melengkapi sajian sate buntel.
Ya ya, untuk sementara boleh lupakan dulu soal kolesterol dan sebagainya itu, sehariiiii ini saja. Kan Festival Jajanan Bango cuman terjadi setahun sekali.
Karena Sate Buntel Karmen 29 jadi salah satu sajian favorit di Festival Jajanan Bango, stok sate ini segera tandas dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Dari pengamatan saya, sekitar pukul 8 malam tenda Sate Buntel Karmen 29 sudah bersih, rapi. Padahal menurut informasi dari si jago makan, untuk festival ini disiapkan 500 tusuk sate lho, *woa!*
Kamu nggak kebagian? Ooo nggak perlu kuatir. Kamu nggak perlu jauh-jauh ke Solo untuk ngincipi menu eksotik asal Solo ini. Di Surabaya, sate buntel bisa dinikmati di jalan Karangmenjangan 29. Lokasinya nggak jauh dari rumah sakit dr. Soetomo dan kampus Universitas Airlangga.
Satu tusuk sate buntel cuman dihargai 10.000 rupiah saja (sebelum BBM naik lho).
(Selamat menikmati...)
Nah nah pentungan yang satu ini nih yang sempat jadi primadona di Festival Jajanan Bango 2008. Dan sepertinya semua orang pada berebut ngincipi sate unik ini. Bahkan karena padatnya antrian pembeli, saya pun harus rela nunggu hampir satu jam (hampir 60 menit!) demi ngincipi sate buntel.
Jadi, seperti apa toh sate buntel itu?
Sate Buntel (Wrapped Satay) is a specialty from Solo or Surakarta region, Central Java. It’s made from beef or goat’s minced fatty meats (especially meats around ribs and belly area). The minced fatty meats then being wrapped by thin fat or muscle membrane and wrapped around a bamboo skewer. The size of this satay is quite large, very similar to middle eastern kebab. After being grilled on charcoal, the meat is separated from the skewer, cut to bite-size chunks, then served in sweet soy sauce (Bango!) and merica (pepper).
(Diadaptasi dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Satay)
Olahan daging kambing yang satu ini memang spesial. Pertama karena ukuran satenya yang terbilang jumbo. Kemudian teknik memasaknya pun nggak biasa.
Buntelan sate dibakar dulu setengah matang di atas arang dengan kipas tangan (bukan kipas mesin). Setelah permukaan kulit sate mulai terlihat matang, beberapa kali sate terlihat disayat dan dicelup-celupkan ke bumbu Kecap Bango. Prosesi pencelupan sate ke bumbu Kecap Bango diulangi beberapa kali hingga sate buntel matang sempurna. Hasilnya? konstruksi cincangan daging tidak pecah, tapi bumbu terasa merasuk sampai ke dalam. Sebuah pentungan yang dahsyat, mengenyangkan. Plus lagi daging cincang itu dilapisi kulit dari lemak kambing yang gurih, wuih! Nikmat.
Dan sementara sate dalam proses pembakaran, Mbak Aliviana yang berjilbab itu sibuk menyiapkan bumbu kecap sebagai kondimen sate, juga irisan-irisan bawang merah dan tomat untuk melengkapi sajian sate buntel.
Ya ya, untuk sementara boleh lupakan dulu soal kolesterol dan sebagainya itu, sehariiiii ini saja. Kan Festival Jajanan Bango cuman terjadi setahun sekali.
Karena Sate Buntel Karmen 29 jadi salah satu sajian favorit di Festival Jajanan Bango, stok sate ini segera tandas dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Dari pengamatan saya, sekitar pukul 8 malam tenda Sate Buntel Karmen 29 sudah bersih, rapi. Padahal menurut informasi dari si jago makan, untuk festival ini disiapkan 500 tusuk sate lho, *woa!*
Kamu nggak kebagian? Ooo nggak perlu kuatir. Kamu nggak perlu jauh-jauh ke Solo untuk ngincipi menu eksotik asal Solo ini. Di Surabaya, sate buntel bisa dinikmati di jalan Karangmenjangan 29. Lokasinya nggak jauh dari rumah sakit dr. Soetomo dan kampus Universitas Airlangga.
Satu tusuk sate buntel cuman dihargai 10.000 rupiah saja (sebelum BBM naik lho).
(Selamat menikmati...)
Labels: festival_jajanan_bango, FJB2008, food
Tuesday, May 20, 2008 9:36:00 AM
aku wara wiri nang karang menjangan kok gak pernah nemu ya sate buntel ini? ah emang kadar kegembulanku patut dicurigai.
eh, bayar Jie piro mi buat jadi model sate buntelnya? hehehe
Tuesday, May 20, 2008 4:13:00 PM
aneh, aku sekitar tahun lalu beli di karmen, kok seporsi 25 ribu yah .. dapat sate dua biji sih. cuman aku kecewa berat deh.
cemplang rasanya.
dagingnya banyak, tapi cuman bumbu kecap cair dan kuah semangkok yang rasanya gak jelas. byeh ...
Tuesday, May 20, 2008 7:49:00 PM
huah... bikin lapar!
mi. apa kabar? :D
Wednesday, May 21, 2008 8:17:00 AM
Sekalinya mampir ke sini, fahmi jadi reporternya festival jajanan bango... dan endingnya selalu bikin aku lapar...
Wednesday, May 21, 2008 11:08:00 AM
ih jiewa spesialis model makanan kayaknya. heheheeh
Thursday, May 22, 2008 7:30:00 PM
Sayang, aku gak bisa dateng :(
Saturday, May 24, 2008 5:30:00 AM
makan satu tusuk da kenyang banget tuh
Sunday, May 25, 2008 12:13:00 AM
waaaaa gede banget ya. kenapa sih Festival Bango ini adanya cuma di Jawa?
Sunday, May 25, 2008 9:41:00 AM
weh, iku sate tah pentungan?
Monday, May 26, 2008 4:18:00 PM
ndak sopan...
bikin orang lain ngiler aja
Tuesday, May 27, 2008 5:52:00 PM
satenya aneh gitu, gurih gurih gimana gitu rasanya.
tapi harganya emang "lumayan" tapi ya itu sepadan ma rasanya (kebanyakan tapi).
*) ndak pengen nraktir aku cak? :D
Tuesday, May 27, 2008 6:28:00 PM
lihat ya aja udah ngiler, kapan ya bisa makan
Saturday, May 31, 2008 6:45:00 AM
gak kalah karo manda mendol nih kalo ngomong makanan :)
Sunday, June 01, 2008 9:45:00 PM
waaaa, kayaknya enak tuh.
hm, kapan-kapan bikin ndiri ah... posting-posting di dapur kali ya.
mi, kalau diperlukan, fotonya itu boleh aku pinjem tho?
Wednesday, August 06, 2008 2:59:00 PM
artikel anda bagus dan menarik, artikel anda:
Artikel kuliner terhangat
Artikel anda di infogue
anda bisa promosikan artikel anda di http://www.infogue.com/ yang akan berguna untuk semua pembaca. Telah tersedia plugin/ widget vote & kirim berita yang ter-integrasi dengan sekali instalasi mudah bagi pengguna. Salam!
Tuesday, August 12, 2008 8:11:00 AM
keknya manteban di surabaya deh mi menunya. penasaran banget euy sama sate buntel, jadi laper
Wednesday, October 15, 2008 11:17:00 AM
mi...
kenapa ya, dibakar diatas arang sama dibakar dengan cara panggang biasa .. rasanya bisa beda ? :D
sek gak dong aku..