<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d7109511\x26blogName\x3dmimimama+wawawa...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://mimimama.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://mimimama.blogspot.com/\x26vt\x3d-5074708033921183677', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Festival Jajanan Bango 2008 - Sate Buntel, Sate Segede Pentungan!

Tuesday, May 20, 2008 by Eddy Fahmi

Bernostalgia Kuliner di Festival Jajanan Bango, Merayakan 80 Tahun Bango

sate buntel karmen 29


Nah nah pentungan yang satu ini nih yang sempat jadi primadona di Festival Jajanan Bango 2008. Dan sepertinya semua orang pada berebut ngincipi sate unik ini. Bahkan karena padatnya antrian pembeli, saya pun harus rela nunggu hampir satu jam (hampir 60 menit!) demi ngincipi sate buntel.

Jadi, seperti apa toh sate buntel itu?
Sate Buntel (Wrapped Satay) is a specialty from Solo or Surakarta region, Central Java. It’s made from beef or goat’s minced fatty meats (especially meats around ribs and belly area). The minced fatty meats then being wrapped by thin fat or muscle membrane and wrapped around a bamboo skewer. The size of this satay is quite large, very similar to middle eastern kebab. After being grilled on charcoal, the meat is separated from the skewer, cut to bite-size chunks, then served in sweet soy sauce (Bango!) and merica (pepper).
(Diadaptasi dari: http://en.wikipedia.org/wiki/Satay)

sate buntel karmen 29


Olahan daging kambing yang satu ini memang spesial. Pertama karena ukuran satenya yang terbilang jumbo. Kemudian teknik memasaknya pun nggak biasa.

Buntelan sate dibakar dulu setengah matang di atas arang dengan kipas tangan (bukan kipas mesin). Setelah permukaan kulit sate mulai terlihat matang, beberapa kali sate terlihat disayat dan dicelup-celupkan ke bumbu Kecap Bango. Prosesi pencelupan sate ke bumbu Kecap Bango diulangi beberapa kali hingga sate buntel matang sempurna. Hasilnya? konstruksi cincangan daging tidak pecah, tapi bumbu terasa merasuk sampai ke dalam. Sebuah pentungan yang dahsyat, mengenyangkan. Plus lagi daging cincang itu dilapisi kulit dari lemak kambing yang gurih, wuih! Nikmat.

Dan sementara sate dalam proses pembakaran, Mbak Aliviana yang berjilbab itu sibuk menyiapkan bumbu kecap sebagai kondimen sate, juga irisan-irisan bawang merah dan tomat untuk melengkapi sajian sate buntel.

sate buntel karmen 29


Ya ya, untuk sementara boleh lupakan dulu soal kolesterol dan sebagainya itu, sehariiiii ini saja. Kan Festival Jajanan Bango cuman terjadi setahun sekali.

Karena Sate Buntel Karmen 29 jadi salah satu sajian favorit di Festival Jajanan Bango, stok sate ini segera tandas dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Dari pengamatan saya, sekitar pukul 8 malam tenda Sate Buntel Karmen 29 sudah bersih, rapi. Padahal menurut informasi dari si jago makan, untuk festival ini disiapkan 500 tusuk sate lho, *woa!*

Kamu nggak kebagian? Ooo nggak perlu kuatir. Kamu nggak perlu jauh-jauh ke Solo untuk ngincipi menu eksotik asal Solo ini. Di Surabaya, sate buntel bisa dinikmati di jalan Karangmenjangan 29. Lokasinya nggak jauh dari rumah sakit dr. Soetomo dan kampus Universitas Airlangga.

Satu tusuk sate buntel cuman dihargai 10.000 rupiah saja (sebelum BBM naik lho).

sate buntel karmen 29
(Selamat menikmati...)

Labels: , ,




Festival Jajanan Bango 2008 - Dibuang Sayang

Monday, May 19, 2008 by Eddy Fahmi

Bernostalgia Kuliner di Festival Jajanan Bango, Merayakan 80 Tahun Bango

festival jajanan bango

Festival Jajanan Bango 2008 bukan cuman tempat berkumpulnya orang-orang penggila makanan. Di festival ini juga berkumpul pengamat budaya, penulis berita, bahkan seniman fotografi.

Ketika bertemu di satu arena, berbagai macam karakter manusia dari rupa-rupa latar belakang itu tentunya menarik diamati. Berikut ini beberapa momen yang sempat tertangkap kamera di arena Festival Jajanan Bango 2008:

Ingin Tau

tumpeng di festival jajanan bango

Eh, itu tumpeng asli? Sepertinya asli, coba pegang ah... Hehe, rasa penasaran Bapak itu memicu rasa ingin tau pada seluruh anggota keluarga, termasuk si anak yang nampaknya dapat banyak pengalaman dari Festival Jajanan Bango tahun ini.

Sedia Payung Sebelum Kepanasan

sedia payung sebelum kepanasan

Berbeda dengan Tuan di sebelah sana, Nona berbaju merah ini tentunya sudah membaca sejumlah tips di mimimama.blogspot.com sebelum memutuskan datang ke Festival Jajanan Bango.

Keamanan, Perhatikan Keamanan!

selamatkan dompet

Contoh bijak dari teman saya, Jiewa. Perhatikan cara dia mengamankan dompetnya. Berada di antara sekian puluh pilihan makanan yang semuanya menggoda, Jiewa nggak kemudian lengah lalu larut dengan ritual incip-incip. Dompet yang biasanya tersimpan di saku belakang diamankan di saku depan.

Penting: Tidak terjadi kasus pencopetan dia Festival Jajanan Bango 2008, tapi antisipasi dan tindakan pencegahan tetap perlu diperhatikan.

Jajan Pasar, Jajan Tradisional

jajan pasar

Cenil, klanting, dan aneka bubur warna warni ini nggak boleh kalah pamor dari jajanan modern. Karena rupa-rupa jajan pasar ini adalah salah satu kekayaan budaya warisan nenek moyang. Di Festival Jajanan Bango ibu-ibu itu bisa puas bernostalgia kuliner khas Nusantara.

Jajanan semacam ini sudah semakin sulit ditemui di kota besar. Tidak ditawarkan di mall, cafe atau restoran. Di Festival Jajanan Bango, orang tau bisa mengenalkan jajan pasar pada anaknya, dalam upaya melestarikan kuliner nusantara.

Sop Buntut

sop buntut gandhi

Ini teman saya, Gandhi. Menyempatkan diri incip-incip sop buntut diantara kesibukannya hunting foto. Eh, incip-incip kok semangkok gede gitu, Gan?

Tumpeng Raksasa

pintu masuk festival jajanan bango

Tumpeng Raksasa, yang sekaligus jadi gerbang pintu masuk arena Festival Jajanan Bango ini punya fungsi tambahan. Jadi set fotografi dadakan. Orang-orang pada bergiliran berfoto dengan latar belakang tumpeng ini. Kamu juga sempat berfoto disini? Kalo enggak, rugi! Hihihi... :D

Rame!

view from the tribun

Foto ini diambil dari tribun. Sampai larut malam pun Stadion Brawijaya tetap ramai dikerumuni pengunjung. Kalo Festival Jajanan Bango nggak dibatasi sampai jam 10 malam, mungkin sampai subuh pun orang-orang tetap rame keliling stadion, incip-incip macem-macem makanan.

Spesial buat si jago makan, Manda la Mendol

rawon dengkul

Oke, ini yang terakhir. Gambar tertangkap dia tenda Rawon Nguling. Spesial buat si jago makan, Manda la Mendol.

Eh, satu lagi, capture dari shoutbox blog jago makan:

shoutbox jagomakan

Hahahaaa...!

Labels: , ,




Festival Jajanan Bango 2008 - Pasukan Pemburu Bebek

Friday, May 16, 2008 by Eddy Fahmi

Bernostalgia Kuliner di Festival Jajanan Bango, Merayakan 80 Tahun Bango

bebek cak yudi


Surabaya = Kota Pahlawan. Itu betul. Surabaya = Bebek Goreng. Ooo... itu sudah jelas. Nggak akan seru kalo bikin festival makanan di Surabaya tanpa melibatkan bebek goreng. Konyol.

Di Festival Jajanan Bango 2008, orang-orang di tenda Bebek Cak Yudi mesti seharian nonstop menggoreng bebek demi melayani nafsu pasukan pemburu bebek yang secara religius ngantri di depan tenda, dibawah terik matahari Surabaya.

bebek goreng papin


Situasi yang identik terlihat juga di tenda Bebek Goreng Papin. Orang-orang Surabaya memang gila mbebek! Apabila ada diantara kalian yang tidak menggemari bebek, sesungguhnya tergolong kaum yang merugi hahahaaa...

Jadi, apa hebatnya bebek goreng Surabaya? Apa lebih dahsyat daripada Bebek Peking dari Beijing? Hebatnya adalah karena Cak Yudi mampu menawarkan menu eksotis, spesial, ganjil, dan hanya bisa ditemui di Festival Jajanan Bango, "Ikan Bebek"!

ikan bebek


Whaaa... makhluk apa itu? Pasti binatang mutan! Pasti binatang mutan yang berkemampuan respirasi baik di udara maupun dalam air. Binatang mutan yang memiliki paru-paru dan insang sepasang. Tapi binatang ini tetap memiliki organ ati dan rempelo yang dijual terpisah, enam ribu rupiah saja. Gimana, kamu punya nyali buat ngincipi?

Fanatisme Pasukan Pemburu Bebek

Bersama Angki, Siwi, Dion, Khuclukz, Jiewa dan Herru, saya pernah berpetualang dari warung ke warung, berburu bebek goreng paling sip sak Surabaya.

Karena walaupun sama-sama "bebek goreng", olahan bebek masing-masing warung bisa sangat berbeda, tiap warung punya gaya tersendiri. Ada yang mengutamakan dahsyatnya sambel pencit, ada yang menyajikan bebek goreng dengan ditaburi krawu, ada yang diolah dengan kremesan bercita rasa luar biasa. Pokoknya banyak dah.

nasi bebek sayang anak
(Pasukan pemburu bebek di markas Cak Yudi)


Buat kamu yang nggak sempat mampir ke Festival Jajanan Bango, Ikan Bebek bisa ditemukan di markas Cak Yudi, di jalan Tanjung Torawitan No. 39, Surabaya.

Eh, Cak Yudi For Governor?

Foto Cak Yudi dengan batik dan pecinya keliatan tampan di arena Festival Jajanan Bango. Pantes jadi gubernur Cak! Ada dua program yang cocok buat sampeyan: Yang pertama, stop kelaparan dan gizi buruk di Jawa Timur. Yang kedua, lestarikan dan kembangkan kekayaan kuliner Jawa Timur sebagai aset budaya dan pariwisata Indonesia.

Kalo mencalonkan diri, pasti banyak deh yang bersedia ngasih vote buat sampeyan hehe. Liat, yang di bawah ini cuman sebagian kecil penggemarmu lho Cak...

cak yudi

pasukan pemburu bebek
(Models: Angki dan Siwi)

Labels: , ,




Festival Jajanan Bango 2008 - Festival Untuk Semua

Thursday, May 15, 2008 by Eddy Fahmi

Bernostalgia Kuliner di Festival Jajanan Bango, Merayakan 80 Tahun Bango

festival jajanan bango


Di Festival Jajanan Bango 2008, kumpul para jagoan makan, jurnalis, fotografer, blogger, pramuka, saya, bahkan ada yang hadir sekeluarga lengkap dengan balitanya. Kumpul jadi satu bareng macem-macem jajanan dari segala penjuru nusantara, tumplek blek di satu lapangan.

Masing-masing orang punya selera tersendiri (termasuk pantangan dan alerginya). Tapi di festival ini nampaknya semua terpuaskan, saya bisa perhatikan pilihan makanan teman-teman: Ada Siwi yang tergoda nasi kuning avon ambon, ada Anton yang suka tahu tek-tek. Ada Gandhi yang incip-incip jajan pasar dan sop buntut (tapi tidak dimakan secara simultan). Lalu ada Jiewa yang menantang olahan fusion rujak soto. Dan tentu saja Manda yang *whoa!* mampu menampung 8 (delapan!) menu berbeda.

Rujak Soto Khas Banyuwangi

Jiewa memilih rujak soto khas Banyuwangi. Saya pikir ini pilihan brilian, unik, satu kekayaan kuliner nusantara yang penting untuk dilestarikan.

Makan rujak, sudah biasa. Makan soto, bosen ah... Kalo rujak soto? seperti apa?

rujak soto


Ya memang sih nggak semua orang bakal suka, tapi lihat nih betapa Jiewa menikmati rujak soto:

Jiewa makan rujak soto


Rasanya unik, rujak, dikombinasikan dengan gurihnya kaldu soto, plus beberapa potong babat nikmat! Beruntungnya kita bisa hadir di Festival Jajanan Bango, jadi kenal menu seperti ini. Eh tapi buat yang kemaren nggak sempat ke Stadion Brawijaya, rujak soto boleh diburu di Ngagel Jaya Barat 5 atau di Food Court lantai 1 (stand FF 37) City of Tomorrow, Surabaya.

Festival Untuk Semua

Sabtu lalu, penduduk Surabaya dari segala kalangan kumpul di Stadion Brawijaya. Momen bagus buat menikmati akhir pekan bersama keluarga. Sekalian bisa menurunkan informasi pada anaknya tentang pengetahuan kuliner nusantara. Apa itu cenil? Seperti apa yang namanya klanting?

Apalagi belakangan ini masyarakat Indonesia semakin peduli dengan kekayaan kuliner nusantara akibat derasnya exposure wisata kuliner di media cetak/elektronik.

festival jajanan bango
(Siang itu lapangan padat. Panas? Ah nggak masalaaahhh...)


festival jajanan bango
(Berwisata kuliner bersama keluarga)


festival jajanan bango
(Yang ini kata Jiewa "witing tresno jalaran soko kuliner")


festival jajanan bango
(Pulang sekolah, langsung makan-makan!)


festival jajanan bango
(Berbagi dengan kawan)


http://dagdigdug.com
(Eh ada blogger juga - fotografi oleh Angki)


festival jajanan bango
(Semakin malam semakin rame)


Festival Jajanan Bango memang festival untuk semua. Apapun seleranya. Bahkan yang lagi bokek pun bisa ikut berburu voucher dari panitia, bisa nonton Reog Ponorogo gratisan, plus dagelan Band Cap Tugu Pahlawan. Dan di festival ini juga ada kesempatan liat Yuni Shara dari dekat, yang ternyata oalaaahh... Yuni Shara iku cilik toh, hehe. Pantesan doyan sepatu hak tinggi :D

Labels: , ,




Festival Jajanan Bango 2008 - Merayakan 80 Tahun Bango

Tuesday, May 13, 2008 by Eddy Fahmi

Bernostalgia Kuliner di Festival Jajanan Bango, Merayakan 80 Tahun Bango

tumpeng raksasa

Yap! Festival Jajanan Bango terjadi lagi di Surabaya, kota bebek goreng pahlawan. Kali ini pengunjung boleh milih 80 menu makanan tradisional khas Nusantara, dan hadir juga Duta Bango dari 8 kota.

Berlokasi di Stadion Brawijaya, festival ini saya nilai lebih oke daripada festival tahun lalu. Karena kali ini arena festival berkarpet rumput segar, nggak berdebu. Selain itu tim panitia juga layak dapet 2 jempol untuk detail pelaksanaannya. Karena tahun ini saya perhatikan banyak tempat sampah available di segala penjuru lapangan. Plus, para petugas kebersihan nggak capek-capeknya patroli terus keliling lapangan.

tempat sampah

Dan lebih hebatnya lagi, di pinggir lapangan ada mobil pemadam kebakaran siap siaga. Ini penting, karena walaupun puluhan kompor dan peralatan bakar itu dioperasikan secara profesional, jaminan keamanan tetep perlu diutamakan.

Tumpeng Nasi Kuning

Eh yang ini nggak dijual. Cuman karena momennya pas ulang tahun Bango yang ke-80, ada acara potong tumpeng oleh Memoria Dwi Prasita (Brand Manager Bango).

potong tumpeng

Seremoni pembukaan festival ini dipimpin oleh Suhartoyo, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota Surabaya. Disaksikan para jurnalis, fotografer, blogger, masyarakat Surabaya, dan petani kedelai hitam binaan Unilever.

petani kedelai hitam

Hors d'oeuvre

Nah soal makanannya, saya sempat kebingungan mesti ngincipi yang mana dulu? Semuanya menarik, rupa-rupa kuliner nusantara warisan nenek moyang ini semua tampil menggiurkan, eksotik. Tapi nggak perlu bengong lama, bersama Jiewa saya putuskan cari makanan yang "nggak biasa". Dan yang beruntung terpilih sebagai menu pembuka adalah es krim La Spezia.

es krim la spezia

Catetan: Es krim La Spezia tidak untuk dikonsumsi bersama tahu telor secara simultan. Rasanya jadi nggak enak.

Kalo jajan es krim rasa coklat atau strawberry, nggak ada yang istimewa, biasa. Di tenda La Spezia ini saya nemu es krim rasa siwalan, woohoo...! Rasanya enak dan unik, menyegarkan tentunya. Dikombinasi pisan dengan es krim rasa kacang hitam, wah wah jadi tambah "kaya".

Lhaaa... menu macem gini ini yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Jangan sampai pasarnya takluk oleh es krim dari Italy. Penduduk Surabaya boleh bersyukur Festival Jajanan Bango mampir ke Surabaya. Sebelum hadir di festival ini saya nggak tau kalo ada es krim unik di dekat Kenjeran situ. Buat kalian yang kemaren kehabisan es krim La Spezia, boleh serbu langsung ke markasnya di jalan Gading Pantai V/19. Boleh sekalian jalan ke Kenjeran incip-incip lontong kupang di tepi pantai, hehe.

Lanjut, es krim siwalan belum juga habis, Jiewa sudah ngelirik tenda sebelah yang nawari menu fusion unik, Rujak Soto! wah... kayak gimana rasanya? (bersambung)

Labels: , ,




Festival Jajanan Bango 2008 - Review

Monday, May 12, 2008 by Eddy Fahmi

Festival Jajanan Bango 2008

Coming soon...

Hehe, maap maap ini yang punya blog lagi (macak) repot, jadi review Festival Jajanan Bango 2008 nanti deh segera dipublish kalo sudah agak longgar. Stay tuned, monitor terus sindikasi blog ini menggunakan RSS reader favorit anda :)

Labels: , ,




Festival Jajanan Bango 2008 - Tips

Thursday, May 08, 2008 by Eddy Fahmi

Festival Jajanan Bango 2008

Festival Jajanan Bango 2008 dimulai di Surabaya, Sabtu besok tanggal 10. Barengan dengan ulang tahun bango yg ke-80. Duh, udah tua ya? Pasti itu bango dagingnya alot, hehe.

Di Festival Jajanan Bango 2008, kira-kira bakal banyak yang seru. Disana bakal kumpul para jagoan makan, jurnalis, fotografer, blogger, dan saya, bareng macem-macem jajanan yang tumplek blek dari segala penjuru nusantara.

Jadi, kalo ada diantara kalian yang bosen makan bebek goreng, rujak cingur, atau lontong balap, ini momen bagus buat incip-incip menu eksotik baru. Tapi, seperti apa gambarannya Festival Jajanan Bango 2008 itu? Apa yang perlu dipersiapkan?

Lokasi Lokasi Lokasi

Stadion Brawijaya bakal padat. Karena bakal banyak penduduk Surabaya (dan sekitarnya) tersedot kesana, jadi penting untuk mempertimbangkan kendaraan dan parkirnya. Kalo memungkinkan, datanglah dalam kelompok besar. Kalo perlu 1 mobil kijang diisi 10 orang (atau bisa lebih kalo penumpangnya kurus langsing). Ini untuk memudahkan parkir dan sedikit ngurangi macet hehehhh. Bandingkan kalo tiap pengunjung festival naek mobil berdua-duaan, wah. Alternatif: manfaatkan kendaraan umum.

Paralel vs Serial

Di lokasi Festival Jajanan Bango 2008, 10 orang tadi bisa antre di 10 tenda berbeda. Satu orang antre beli soto, temennya boleh antre sate, yang lain bisa antre menu alternatif. Dengan demikian waktu yang terbuang jadi lebih sedikit karena antrean dilakukan secara paralel, bukan serial.

Berbagi Makanan

Setelah dapet makanan, 10 orang tadi bisa nyari tempat ngumpul yang enak. Bisa bertukar dan saling incip-incip makanan yang berhasil dikumpulkan. Nah kalo memungkinkan berbagi porsi, kan jadinya nggak terlalu kenyang. Kalo lambung masih cukup longgar, antrean dan makan bareng bisa di-loop sampai sepuasnya (syarat dan ketentuan berlaku).

Minuman = Faktor Penghematan

Jangan lupa bawa botol minum sendiri dari rumah. Ini untuk menghemat anggaran jajan. Tahun lalu, di lokasi festival, teh sari wangi gampang ditemukan di setiap sudut, tapi saya pribadi nggak tertarik beli teh sari wangi. Bukan berarti saya anti sari wangi lho. Sekedar pertimbangan menghemat anggaran saja. Karena di festival ini kan yang eksotik menu makanannya. Itu yg perlu diincipi satu-satu. Kalo teh sari wangi sih rasanya persis dengan yang dijual di pasaran. Eh, kecuali kalo sari wangi bisa mendatangkan koleksi khusus macem pu erh ato silver needle hehehee... Kalo gitu baru boleh ikut diburu juga minumannya.

Uang Tunai

Perlu dianggarkan juga uang tunai secukupnya, karena para pedagang nggak nerima pembayaran dengan kartu di Festival Jajanan Bango 2008. Plus, boleh disiapkan juga sedikit dana cadangan. Karena pengalaman dari festival tahun lalu ternyata banyak opportunis yang menaikkan harga jual. Semoga tidak terulang tahun ini.

Payung

Terutama buat yg berkulit sensitif, payung = penting. Festival Jajanan Bango 2008 berdurasi antara 11:00 - 22:00. Surabaya sangat panas di siang hari, dan cenderung hujan di malam hari.


Credits: gambar diambil dari www.bango-mania.org

Labels: , ,




Candi Tikus

Thursday, May 01, 2008 by Eddy Fahmi

Candi Tikus

First, I must thank Astri, Jimmy, Hilman, and all friends at Wisata Surabaya Community. Without these people, it would be difficult for me to visit Trowulan. And it would be even more difficult to learn the history and culture of the Majapahit Kingdom.

In Trowulan, we visited Pusat Informasi Majapahit (The Museum of Trowulan) and some ancient archeological sites. One of these interesting sites is Candi Tikus.

Candi Tikus Candi Tikus Candi Tikus

Candi Tikus is located at Dusun Dinuk, Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Propinsi Jawa Timur, Republik Indonesia.

The story of Candi Tikus was started with the finding of a temple miniature at a public cemetery. Thus the finding led to the excavation of Candi Tikus at 1914 when Kabupaten Mojokerto was ruled by bupati R. A. A. Kromodjojo Adinegoro.

The site was named Candi Tikus (Temple of Rats) because in 1914 there was an epidemy of rats attacking rice field. Thus from the search of rats nest, this archeological site was discovered.

Calculated to be built in the 13th or 14th century, this temple is used for ritual bathing facility (petirtaan). And also considered as cosmos constelation balancing for the spiritual area at the west side (Siti Hinggil).

Candi Tikus Candi Tikus Candi Tikus

The temple was constructed using red brick material at the depth of 3.5 metres below ground level. Rectangular in shape with each side measured as 22.5 metres. The complex of Candi Tikus is very vast and located at one point of a man made irigation canal which is connected to Kolam Segaran. The building of this temple looks like mount Mahameru from the Hindu mythology which is believed to be associated with the spring of holy water (Tirta Amerta).

The temple's construction is formed in multi level terraces. Formation at the north side of the temple has steps downward to the ritual bathing facility. The ornaments at the sides of the steps is already badly damaged. At the first terrace, there are eight temple buildings. At the second terrace is the main temple, surrounded by eight smaller temples. This is the construction that is believed to look alike mount Mahameru. Along the foundation of the temple there are ornaments shaped like makara head and petals of padma flower. The ornaments are made of stones and are used as jaladwara (water tunnel) of the temple. Water from that location is believed to be the holy water.

But, if observed from a peculiar point of vew, the geometry of this temple is quite interesting! In my fantasy, this temple's construction can also be considered as a docking station or runway for aerial transportation medium with 'vertical take off and landing' capability, hehe. But by that time, harrier was not yet in mass production. So, does it make sense if we have had visits from guests from other planets in the past?

Anyway, in the era of Dutch Colonialism, Candi Tikus have had a restoration. Some restoration projects noted in history are: the reerection of main temple tower using cement, and the building of drainage canals to the west using tunnels. And then at the era of National Development, Candi Tikus was again restorated by Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala by the project of Pemugaran dan Pemeliharaan Bekas Kota Kerajaan Majapahit at 1984-1989.

Well, this note is just a part of the recent Trowulan travel. Please correct me if I missed anything or there is any mistakes in historical notes. Notes on other archeological sites will be published in the following post (but that is not a promise, hehe).

Tempted to experience similar travel? Feel free to join wisatasurabaya at yahoogroups by sending blank email to wisatasurabaya-subscribe@yahoogroups.com, or via web at http://groups.yahoo.com/group/wisatasurabaya/. Don't forget to check the blog (mirror).



p.s. duh, telat banget nggak seh posting ini? hihihi :D

Labels: , ,




about

forza ferrari!
mimimama, male, surabaya, addicted to velocity, extreme sports, and adrenaline pumping activities, more...

shoutbox

recent comments

recent posts

archives

search

merdeka.or.id

fenty's blogs

friends' blogs

more blogs

stickers